Editorial: Menjaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi Pasca Pemilu

Editorial: Menjaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi Pasca Pemilu

Jakarta - Pasca Pemilihan Umum (Pemilu), Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai. Liputan6.com menyoroti pentingnya stabilitas politik dan kepastian hukum sebagai fondasi utama untuk menarik investasi dan mendorong aktivitas ekonomi yang berkelanjutan. Pemerintah dan seluruh elemen bangsa perlu bersinergi untuk menciptakan kebijakan yang inklusif dan berorientasi pada kesejahteraan seluruh masyarakat.

Momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi sorotan utama setelah Pemilu. Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan merupakan kunci untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi kesenjangan sosial. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan langkah-langkah strategis dan kebijakan yang tepat sasaran.

Stabilitas politik menjadi prasyarat utama dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Kepastian hukum dan iklim investasi yang kondusif akan menarik investor baik dari dalam maupun luar negeri. Investasi ini akan menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan produksi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemerintah perlu memastikan bahwa proses hukum berjalan dengan adil dan transparan, serta menciptakan regulasi yang tidak menghambat investasi.

Kebijakan yang inklusif juga menjadi kunci dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ini harus mempertimbangkan kepentingan seluruh lapisan masyarakat, termasuk kelompok rentan dan usaha kecil menengah (UKM). Pemerintah perlu memberikan dukungan kepada UKM melalui pelatihan, pendampingan, dan akses pembiayaan. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan tenaga kerja agar mampu bersaing di pasar global.

Selain itu, Bank Dunia menaikkan perkiraan pertumbuhan global 2023 karena AS dan ekonomi utama lainnya terbukti lebih tangguh dari perkiraan, tetapi mengatakan suku bunga yang lebih tinggi akan menyebabkan hambatan yang lebih besar dari perkiraan tahun depan.

Menjaga momentum pertumbuhan ekonomi pasca Pemilu bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen bangsa. Masyarakat perlu mendukung kebijakan pemerintah yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dunia usaha perlu meningkatkan investasi dan menciptakan lapangan kerja baru. Akademisi dan peneliti perlu memberikan masukan yang konstruktif kepada pemerintah dalam merumuskan kebijakan ekonomi.

Beberapa waktu lalu, harga emas dunia sempat mengalami koreksi yang cukup signifikan. Harga emas dunia sempat menyentuh level tertinggi di USD 2.070 per ons di bulan lalu tetapi kemudian merosot hingga 6 persen dalam waktu yang singkat. Meskipun sempat berusaha pulih, harga emas batangan kembali berbalik arah dan mundur hingga di bawah ambang batas USD 1.950 per ons.

Kurangnya kemampuan logam mulia ini untuk mempertahankan dorongan bullish atau mempertahankan penguatan dapat dikaitkan dengan dinamika suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed, khususnya dengan kenaikan mereka baru-baru ini.

Berfokus pada data-data ekonomi makro, laporan tenaga kerja terbaru menunjukkan bahwa pemberi kerja AS menambahkan 339.000 pekerja pada Mei, jauh di atas perkiraan 190.000. Perekrutan yang kuat menunjukkan bahwa ekonomi bertahan dengan baik dan belum mendekati resesi, meskipun The Fed telah melakukan fast-and-and-recession. -kampanye pengetatan sengit yang dimulai pada 2022.

Dengan sinergi dan kerja sama dari seluruh elemen bangsa, Indonesia dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi pasca Pemilu dan mencapai kesejahteraan yang merata bagi seluruh masyarakat. Stabilitas politik, kepastian hukum, dan kebijakan yang inklusif akan menjadi fondasi utama dalam mewujudkan Indonesia yang maju dan sejahtera.

Sumber: liputan6.com