Olahraga 09 Jun 2025, 19:52

Wajah Bangsa Dalam 100 Tahun Berita Olahraga Indonesia

Wajah Bangsa Dalam 100 Tahun Berita Olahraga Indonesia: Kilas Balik Perjuangan dan Gairah di Media Massa Jakarta (ANTARA) - Sebuah buku berjudul "Wajah Bangsa Dalam Olahraga - 100 Tahun Berita Ol...

Wajah Bangsa Dalam 100 Tahun Berita Olahraga Indonesia: Kilas Balik Perjuangan dan Gairah di Media Massa

Jakarta (ANTARA) - Sebuah buku berjudul "Wajah Bangsa Dalam Olahraga - 100 Tahun Berita Olahraga Indonesia" karya Hendry CH Bangun, mantan wartawan olahraga Kompas, mengungkap bagaimana olahraga di Indonesia telah menjadi cermin dinamika sosial, politik, dan budaya bangsa sejak awal abad ke-20. Buku ini diluncurkan pada tahun 2007 dan berisi rangkuman berita-berita olahraga dari berbagai media cetak di Tanah Air sejak masa Hindia Belanda.

Buku setebal 177 halaman ini tidak hanya menyajikan informasi tentang pertandingan sepak bola, bulu tangkis, tinju, renang, atletik, tenis, dan polo air, tetapi juga memberikan gambaran tentang bagaimana media massa pada masa itu memberitakan olahraga dengan sangat serius. Hendry CH Bangun menemukan berita-berita olahraga "tempo doeloe" ini secara tidak sengaja di microfilm media cetak di Perpustakaan Nasional Jakarta pada tahun 2003.

"Buku ini memberikan inspirasi tersendiri untuk memberikan kontribusi kepada bangsa dan Negara," kata Menpora Adhyaksa Dault dalam kata sambutannya di buku tersebut.

Semangat Kompetisi dan Liputan Mendalam

Buku ini menyoroti betapa bergejolaknya pertandingan olahraga di Indonesia pada awal tahun 1900-an. Melalui pemberitaan di media massa, pembaca dapat mengetahui jalannya pertandingan sepak bola di berbagai daerah seperti Binjei, Rampah, Balige, Makassar, Pontianak, dan Padang. Selain itu, ada juga laporan tentang tinju pasar malam di Surabaya dan kisah unik tentang penonton yang lari tunggang-langgang karena didatangi harimau saat menonton sepak bola di Sumatera Barat.

Koran Djawa Tengah pada 19 April 1930 menurunkan laporan tentang pertandingan Batavia melawan S.C.F.A di Singapura yang dimenangi Batavia 3-1. Laporan tersebut menggambarkan jalannya pertandingan dan proses terjadinya gol dengan sangat rinci: "Pada poekoel 5.30 menit dengan satoe samenspel jang bagoes Onong kirim itoe koelit boendar ka fihak kiri, dari sitoe dengan djitoe Weise samboet itoe oempan dan sigra anterken pada doelnja S.C.F.A. jang membikin keeper Ah Kow tiada keboeroe tangkep hingga stand mendjadi 1-0 boeat kemenangan tetamoe," (hal. 93).

Hendry menjelaskan bahwa penulisan berita olahraga pada masa itu sangat rinci dan merupakan perpaduan antara bahasa Indonesia, Belanda, dan Inggris. Penulis juga bebas mencurahkan emosinya dalam tulisan, sehingga berita olahraga saat itu banyak berisi opini penulis.

Media Massa dan Olahraga Sebagai Alat Perjuangan

Pada awal tahun 1900-an, media cetak yang terbit di berbagai daerah di Indonesia sudah menyediakan halaman khusus untuk berita olahraga. Beberapa di antaranya adalah Pemberita Betawi, Sin Po, Sin Jit Po, Pantjaran Warta, Kabar Sport, Pewarta Deli, Sinar Deli, Pemberita Makassar, Djawa Tengah, Olahraga, Bintang Batavia, dan Oetoesan Hindia.

Sebagai buku sejarah, karya Hendry ini dapat menjadi pijakan bagi penelitian di berbagai disiplin ilmu. Melalui informasi di dalamnya, dapat diteliti komparasi perkembangan olahraga di Hindia Belanda, baik tentang olahraga itu sendiri maupun struktur sosial para atlet dan pengurusnya, yang ketika itu diwarnai dikotomi pribumi dan nonpribumi.

Dari segi bahasa, dapat dilakukan penelitian tentang perkembangan bahasa nasional, bahasa jurnalistik, gaya pemaparan, serta perkembangan media cetak mulai awal 1900-an. Berita-berita yang dikutip dalam buku itu menggambarkan perkembangan kehidupan olahraga di Indonesia, mulai dari Medan hingga Ambon, yang digeluti kalangan pribumi, Belanda, dan Tionghoa.

Olahraga Dulu dan Sekarang

Buku ini juga menyoroti bagaimana olahraga pada masa lalu tidak hanya sebagai permainan, tetapi juga sebagai alat perjuangan bangsa. Di antara tim Indonesia yang melawan Hongaria di Piala Dunia di Rheims, Prancis, 7 Juni 1938, terdapat nama Mo Heng (penjaga gawang), Samuels dan Hukom sebagai bek, gelandang diisi Anwar, Meeng, Nawir, penyerang diperkuat Pattiwael, Zomers, Soedarmadji, Taihitu dan Hong Djin.

Dari catatan sejarah itu diketahui pula, kendati Indonesia kalah 0-6, namun penampilan tim Indonesia banyak mendapat pujian. Kemudian, lewat berita yang direkam Hendry, diketahui bahwa kesebelasan pribumi yang bertubuh kecil dan bahkan sedang menjalankan ibadah puasa, dapat mengalahkan kesebelasan orang Belanda dalam memperingati HUT Ratu Wilhelmina di Bengkulu pada 1910.

"Kalau dulu olahraga selain sebagai permainan juga sebagai alat perjuangan bangsa, sekarang olahraga merupakan sarana prestasi dan gengsi bangsa," tulis Hendry dalam bukunya. Terpuruknya olahraga Indonesia di tingkat Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir menjadi masalah yang terus dikaji, dan Hendry juga secara singkat mengupas berita olahraga pada media massa dalam kurun waktu dekade terakhir ini.

Buku "Wajah Bangsa Dalam Olahraga - 100 Tahun Berita Olahraga Indonesia" adalah sebuah catatan sejarah yang berharga untuk memahami perkembangan olahraga di Indonesia dan bagaimana media massa telah memainkan peran penting dalam menginformasikan dan mempopulerkan olahraga di Tanah Air.

Sumber: antaranews.com